02 December 2023

UIN Raden Mas Said Apresiasi Bedah Buku "Samber Nyawa" Di Pura Mangkunegaran

SINAR- Hamemayu Piwulang Pangeran Sambernyawa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagara 1 mawi bedhah buku "Samber Nyawa, Kisah Perjuangan Seorang Pahlawan Nasional Indonesia (1726-1795)". Nama tersebut yang patut untuk diapresiasi dalam bedah buku ini. Launching dan bedah buku berjudul "Samber Nyawa", yang menceritakan tentang kisah perjuangan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Raden Mas (RM) Said alias Pangeran Sambernyawa (1726 -1795) sehingga bertahta menjadi (KGPAA) Mangkunagara I Pendiri Praja Kadipaten Mangkunegaran di Surakarta karya alm. M.C. Ricklefs.

  

Acara tersebut diadakan di Pendopo Agung Pura Mangkunegaran, pada tanggal 2 Desember 2023 pukul 16.00 WIB. Sebagai pembicara, Prof. Peter Carey salah seorang (Sejarawan Jawa), Hilmar Farid (Direktorat Jenderal Kebudayaan RI), Nanda Julyanto (Presiden Toyota Indonesia) dan Sutta Dharmasaputra (Pimred Kompas). Dimoderatori Dr. Nina Witasari (Salah seorang Dosen Sejarah Universitas Negeri Semarang).

  

Dalam acara tersebut dimulai dengan pembukaan langsung oleh K.G.P.A.A.Mangkunagara X. Dr. Zainul Abbas, M.Ag (Wakil Rektor I) mewakili Rektor hadir sebagai perwakilan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas (RM) Said Surakarta, sebagai satu-satunya universitas yang memakai nama besar Raden Mas Said sebagai nama perguruan tinggi. Hadir pula Dekan Fakultas Adab dan Bahasa, Prof. Dr. Imam Makruf, M.Ag, Sekjur Sejarah Peradaban Islam, Latif Kusairi, M.A, Dosen Sejarah Peradaban Islam, Dr. Nur Huda, M.Ag. Koorprodi Bahasa dan Sastra Arab, Rumpoko , M.A.

Peter Carey yang merupakan pembicara utama dalam bedah buku tersebut mengatakan bahwa Pangeran Sambernyawa adalah seorang muslim yang taat beraliran sintetis mistik, pecinta Kebudayaan Jawa, dan juga sangat intens dengan karya sastra. Sosok Sambernyawa adalah tokoh gerakan karismatik dan komandan militer pada masanya. Gerakannya yang menarik adalah meraih sebanyak mungkin kemerdekaan tanpa harus berperang.

Buku yang dilengkapi dengan kata pengantar oleh Peter Carey dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas ini juga menceritakan Pangeran Sambernyawa sebagai seorang ksatria & tokoh gerakan kharismatik serta komandan militer pada masanya yang terpaksa memasuki bidang kemiliteran sejak usia 16 tahun. Selama 14 tahun (1743-1757) beliau juga terlibat dalam pertempuran melawan ketidakadilan dan bersekutu dengan masyarakat keturunan Tionghoa & Madura saat memerangi Belanda VOC. Pernah bersekutu dengan Pangeran Mangkubumi (pamannya) tetapi akhirnya lebih memilih jalan yang berbeda, yaitu meraih sebanyak mungkin kemerdekaan tanpa harus berperang. Ini adalah prestasi yang membutuhkan daya tahan seorang manusia yang digdaya.

Hal yang lebih hebat adalah penulisnya yaitu Marle Calvin (M.C) Ricklefs. Buku ini sebagai mahakarya terakhir salah satu Sejarawan Jawa yang paling cemerlang pasca Perang Dunia II yaitu: M.C. Ricklefs (1943-2019)/ M.C. Ricklefs (lahir di USA & meninggal di Australia). Ia adalah seorang Ahli Sejarah Indonesia, khususnya Jawa. Dedikasi keilmuan dalam hidupnya dicurahkan pada puluhan publikasinya di Indonesia, yang difokuskan pada Sejarah Kesultanan Mataram, Kartasura, Yogyakarta & Surakarta di Jawa Tengah. Dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Indonesia Modern”, Ricklefs mengisahkan perjalanan Bangsa Indonesia dari jaman ke jaman yang penuh warna. Lengkap dengan bermacam persoalan & pertikaian baik internal maupun eksternalnya. Dengan mendasarkan penelitiannya pada puluhan jurnal & lebih dari lima ratus buku, tentang bagaimana komunitas-komunitas dari berbagai Kepulauan Indonesia, dengan rupa-rupa etnis, bahasa & dalam negara-negara kerajaan yang terpisah-pisah, bisa bersatu menjadi sebuah bangsa yang modern.

Pembicara lain, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan bahwa Sejarah Indonesia & khususnya Sejarah Jawa merupakan sejarah yang sangat penting bagi tingkat dunia. “Selain itu, etnis Jawa memainkan peran penting dalam berbagai dinamika Indonesia mulai dari sosial, budaya, agama, ekonomi hingga politik”, ungkapnya. Ada beberapa karya Pangeran Sambernyawa yang ketika bertahta menjadi Mangkunegara I ini yang perlu dikaji. Dalam Historiografi Indonesia karya-karya Mangkunegara I patut untuk diapresiasi dan menjadi kajian terkait munculnya Nasionalisme Jawa.

Buku "Samber Nyawa" ini ditulis selama 3 tahun antara 2015- 2018 saat M.C. Ricklefs dalam  kondisi mengidap sakit kanker. Di tahun terakhir hidup, M.C. Ricklefs yaitu  Januari 2019 sampai pertengahan 2019 beliau menerjemahkan buku ini sampai paripurna. Benar-benar suatu karya pamungkas dari seorang maestro. M.C. Ricklefs berharap minat dan perhatiannya terhadap Indonesia bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat penting dalam tingkat dunia. Hal ini harus menjadi kebanggaan bagi orang Indonesia. Masih banyak sekali aspek sejarah yang perlu dikaji dan pentingnya orang Indonesia untuk terus melihat hal ini, mengkajinya dengan informasi dan sarana teknologi yang baru.

Rektor UIN Raden Ma Said melalui Wakil Rektor I menyambut baik adanya peluncuran buku ini. Buku ini menjadi buku utama dalam landasan historis sehingga kampus UIN menggunakan nama Raden Mas Said sebagai nama kampus UIN, yaitu UIN Raden Mas Said. Ke depan juga akan ada kerjasama antara kampus UIN dengan Pura Mangkunegara untuk mengapresiasi karya-karya Pangeran Mangkunegara I dan juga karya lain yang ada di Pura Mangkunegara. (Gie/Humas) Foto: Latif/SPI)

UIN Raden Mas Said Apresiasi Bedah Buku "Samber Nyawa" Di Pura Mangkunegaran