Tentang Kami

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN RM Said), yang dahulu bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta kemudian berubah alih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, adalah sebuah perguruan tinggi negeri Islam di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. IAIN Surakarta naik status dan berganti nama menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2021 tanggal 11 Mei 2021. UIN Surakarta diberi nama Raden Mas Said yaitu nama asli dari Mangkunegara I, seorang Adipati Kasunanan Surakarta dan Pahlawan Nasional Indonesia.

Sambutan Rektor

Sambutan Rektor

Menuju UIN Raden Mas Said Surakarta sebagai Moderate
Global-Local Islamic University
Oleh: Toto Suharto


Muhammad al-Quthari dalam Al-Jāmi’āt al-Islāmiyyah wa Dawruhā fī Masīrah al-Fikr al-Tarbawiyy (1985) menyebutkan bahwa pembeda antara universitas Islam dengan universitas lainnya terletak pada komponen tujuannya. Tujuan universitas Islam dirumuskan sejalan dengan tujuan ajaran Islam itu sendiri, yaitu “membentuk manusia Muslim yang taat beribadah kepada Allah secara total, serta dapat memakmurkan dan memanfaatkan sumber daya alam yang dilimpahkan Allah kepadanya bagi kemaslahatan kehidupan manusia”. Dari tujuan yang bersifat idealis ini tampak bahwa universitas Islam sejatinya berusaha mengintegrasikan antara aspek teosentris (ketuhanan: “manusia Muslim yang taat beribadah kepada Allah secara total”), kosmosentris (kelaman: “memakmurkan dan memanfaatkan sumber daya alam yang dilimpahkan Allah”), dan antroposentris (kemanusiaan: “bagi kemaslahatan kehidupan manusia”). Oleh karena itu, penggunaan paradigma integrasi keilmuan teo-anropo-kosmosentrisme (Toto Suharto 2015a), secara praksis dapat menjadi suatu keniscayaan yang dapat dikembangakan di berbagai perguruan tinggi keagamaan Islam (Toto Suharto 2018a), karena memiliki basis epistemologi keilmuan yang jelas.

UIN Raden Mas Said Surakarta yang telah bertransformasi secara kelembagaan menjadi UIN sejak 2021, secara geografis, berada di wilayah Solo Raya, yang menurut beberapa kajian berada pada posisi yang “rawan” bagi muncul dan berkembangnya pemahaman dan tindakan yang dapat mengarah pada radikalisme-ekstremisme (UNUSIA 2019; SETARA Institute 2012; Wildan 2013; Baidhawy 2015 dan Abdil Mughis Mudhoffir 2017). Bahkan Islah Bahrawi dalam suatu Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan pada 22 Desember 2022 (YouTube.com) menyebut bahwa Solo menjadi “melting pot semua ideologi, termasuk ideologi transnasional”. Dengan ini, gagasan menjadikan UIN Raden Mas Said sebagai kampus moderasi bukanlah tanpa alasan yang ilmiah rasional. Terdapat basis sosiologis yang jelas untuk memperkuat moderasi beragama di kampus PTKIN ini (Toto Suharto 2014; 2015b; 2017; 2018b; 2019; dan 2022). Di tambah lagi, saat ini, data mahasiswa semester ganjil 2023/2024 menunjukan jumlah mahasiswa aktif sebanyak 18.393 mahasiswa, yang 60 persen lebih berasal dari mereka yang berlatar belakang pendidikan nonmadrasah-pesantren, sehingga sangat memungkinkan bagi penguatan moderasi beragama di PTKIN ini yang secara nyata masuk dalam 10 besar PTKIN paling banyak peminatnya.

Dunia PTKI saat ini memasuki era Masyarakat 5.0 yang tidak dapat melepaskan diri dari pesatnya perkembangan digital, yang tampak bertransformasi dalam bentuk Big Data, Kecerdasan Buatan atau Internter of Things. Dalam konteks ini, mengembangkan universitas Islam yang mengusung moderasi beragama menjadi penting, tapi lebih urgen lagi adalah mengembangkannya menjadi universitas Islam yang berbasis Global-Local, agar dapat berpacu, bersanding dan berkolaborasi dengan universitas-universitas global, dengan tetap mempertahankan lokalitasnya. Menurut Emmanuel Jean- Francois dalam Building Global Education with a Local Perspective: an Introduction to Glocal Higher Education (2015), Glocal University adalah “interwoven of the global with the local to design, plan, and deliver higher education programs based on the principles: Think globally, act locally; and think locally, act globally”. Sebuah perguruan tinggi Glocal dengan demikian menjadi model alternatif untuk menegembangkan pendidikan global yang melibatkan perpaduan perspektif global dengan perspektif lokal, dalam ranagka mencapai tujuan, sasaran, dan luaran, baik dalam kerangka lokal/nasional, internasional, atau transnasional. Dengan demikian, ke depan, UIN Raden Mas Said Surakarta dapat diarahkan pengembangannya menjadi Moderate Global- Local Islamic University.

Pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi

Dalam rangka pengembangan Moderate Global-Local Islamic University, beberapa program tridharma dapat dicanangkan. Untuk dharma Pendidikan: 1) Standar kompetensi lulusan dapat dirancang mengikuti Skills abad ke-21 dari Forum Ekonomi Dunia, yaitu menyangkut Foundational Literacies, Competencies, dan Character Qualities. Dari SKL ini, Standar Isi (2) dapat memuat mata kuliah seperti Literasi Digital untuk Foundational Literacies, Digitalpreneurship untuk Competencies, dan mata kuliah seperti ilmu-ilmu dasar keislaman, Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Wawasan Moderasi Beragama untuk Character Qualities. Standar Proses (3) dapat diarahkan pada penguatan MBKM, Problem Based Learning, Project Based Learning, serta International Camp untuk menumbuhkan 4Cs (critical thinking, creative, communivative dan collaborative) mahasiswa dan menarik mahasiswa asing. Standar Penilaian (4) dapat dilakukan dengan pengembangan penilaian otentik, penilaian berbasis proyek dan kinerja serta penilaian berbasis proses. Untuk ini, Standar Dosen dan Tendik (5), yang dimiliki saat ini (dosen: 318 PNS, 68 DTNP, 14 GB, 56 LK; tendik: 60 PNS, 162 kontrak) dapat dikuatkan dengan penambahan dosen, internasionalisasi dosen, percepatan GB, sertifikasi kompetensi dosen, literasi digital tendik, serta penguatan Moderasi Beragama dosen dan tendik. Adapun Standar Sarpras (6) yang dimiliki saat ini, yaitu tanah seluas 9.3 ha, 8 gedung untuk 22.679 mahasiswa S1, S2 dan S3, perlu dikembangkan melalui penambahan lahan dan gedung, serta pemenuhan sarana digital dan nondigital untuk penguatan BLU berbasis Green Campus. Untuk Standar Pengelolaan (7), penguatan otonomi BLU yang transparan dan akuntabel menuju Good University Governance menjadi tawaran niscaya dalam rangka pengembangan Integrated Digital Servieces. Terkait Standar Pembiayaan (8) yang diperoleh dari PNBP, RM, dan BOPT dapat dikembangkan dengan penguatan aset BLU nonakademik yang dapat diperoleh melalui kerja sama lokal-nasional-internasional, seperti pengembangan poliklinik, pendirian pom bensin, pendirian Said Market, serta kewirausahaan digital yang relevan.

Sementara itu, untuk dharma penelitian, baik standar hasil penelitian, isi penelitian, proses penelitian, penilaian penelitian, standar peneliti, standar sarpras penelitian, standar pengelolaan penelitian, dan standar pendanaan dan pembiayaan penelitian, dapat dikembangkan arah dan kebijakannya melalui
pengembangan penelitian multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin berbasis lokal sesuai keilmuan Dosen dari BOPT, Penelitian mandatori keilmuan berbasis integrasi dari BLU, Penelitian kolaborasi dengan Lembaga mitra nasioonal dan internasional, academic writing untuk publikasi internasional, konferensi internasional tahunan bekerja sama dengan lembaga indeksasi internasional, penerbitan karya ilmiah dalam bahasa nasional dan internasional, Penguatan jurnal ilmiah agar terindeks Sinta dan pengindeks internasional, Penguatan dan Pengembangan Paten dan HKI, serta Literasi Big Data dan Kecerdasan Buatan untuk penguatan etika penelitian.

Adapun untuk dhrama pengabdian, arah dan pengembangannya dapat dilakukan melalui KKN standar internasional kerja sama mitra, Pertukaran dosen dan mahasiswa dalam pengabdian internasional Kerja Sama Mitra, Pelibatan mahasiswa dalam pengabdian dosen, Pengembangan pengabdian berbasis riset keilmuan Prodi, Peningkatan model-model pengabdian sesuai bidang keilmuan, Peningkatan Anggaran Pengabdian dari BLU, serta Penguatan Jurnal Pengabdian.

Semua kebijakan dan program kerja Tridharma di atas dikembangkan
dan diimplementasikan dalam rangka Glokalisasi UIN Raden Mas Siad Surakarta, dengan mengikuti Tahapan RIP, yaitu dari Tahapan Tanggap UIN
Raden Mas Said Surakarta sebagai creative university pada 2020-2024, menuju Tahapan Tangguh UIN Raden Mas Said Surakarta sebagai competitive university
pada 2025-2029. Semoga gagasan menuju UIN Raden Mas Said Surakarta sebagai Moderate Global-Local Islamic University dapat diwujudkan secara bersama sivitas academica, melalui tradisi Konsolidasi, Mobilisasi dan Orkestrasi (KMO), sebagaimana yang sudah berjalan selama ini.