20 November 2023

Rektor UIN RM Said Ajak Gunakan Lurik

SINAR  - Prosesi pelantikan Pejabat di tingkat Program Studi (Prodi) untuk semua fakultas di UIN RM Said Surakarta berjalan dengan khidmat. Tampak semua pejabat yang dilantik terlihat sangat bersemangat dan penuh senyum. Pelantikan yang dilaksanakan pada Senin (20/11/2023) dengan pejabat yang melantik adalah Rektor dan dihadiri serta disaksikan oleh para Pimpinan kampus yang terdiri dari para Wakil Rektor, Kepala Biro AUPK, para Dekan, serta segenap stake holder kampus. Berlangsung di Aula Lt. 3 Gedung Rektorat di kampus Pucangan, prosesi pelantikan dimulai tepat jam 10.

Usai melantik para pejabat prodi, Rektor, Prof. Toto Suharto memberikan amanat. Ada lima amanat yang disampaikan Rektor dan menjadi pegangan dalam mensukseskan program-program Glokalisasi masa kepemimpinannya. Rektor menambahkan bahwa lima amanatnya ini disebut dengan istilah LURIK, yang merupakan akronim dari “Loyal, Unggul, Responsif, Inovatif, dan Kolaboratif. Berikut cuplikan amanat Rektor UIN RM Said Surakarta:

LURIK menurut KBBI adalah “kain tenun yang coraknya berjalur-jalur”. Ketika UNESCO pada 2009 mencatat Batik Indonesia sebagai salah satu yang masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, maka Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbudristek telah mencatat lima Domain Warisan Budaya Takbenda Indonesia untuk kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional, yaitu Lurik Pedan, Jawa Tengah dan Lurik Yogyakarta sejak 2010, Tenun Lurik dan Kerajinan Tenun Lurik Yogyakarta sejak 2013, serta Lurik Klaten Jawa Tengah sejak 2020. Sejak ini, kain lurik yang merupakan bagian dari Batik Indonesia sebagai warisan budaya takbenda manusia, mulai digemari banyak orang, mulai dari baju hingga sarung.  

Terma “LURIK” sejatinya diambil dari kata Jawa “lorek” atau “rik”, yang berarti garis, lajur, belang atau corak. Terma ini mengandung filosofi sebagai lambang “Kesederhanaan”, sehingga orang yang berkain lurik dipandang dan dikesankan sebagai orang sederhana namun bersahaja, tidak sombong atau takabur. Oleh karena dalam catatan sejarah, terdapat tiga daerah utama penyebar lurik di Pulau Jawa, yaitu Yogyakarta, Surakarta dan Tuban, maka UIN Raden Mas Said Surakarta yang berada di wilayah segitiga emas: Yogyakarta, Surabaya dan Semarang, dapat juga mengemban kebersaahajaan kain lurik ini, tapi sebagai akronim dari Loyal, Unggul, Responsif, Inovatif dan Kolaboratif. 

Hadirin sekalian, LURIK pertama adalah Loyal. Saudara-saudara yang hari ini dilantik, dan saudara-saudara yang beberapa hari lalu telah dilantik, diharapan memiliki sikap loyal terhadap NKRI, Kementerian Agama dan UIN Raden Mas Said Surakarta. Saudara semuanya telah bersumpah Demi Allah, dan menandatangani di atas meterei untuk bersedia ditempatkan di manapun, dan bekerjasama dengan Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, serta untuk tidak terlibat dengan organisasi terlarang. Saudara diharapkan memahami konsekuensi sumpah dan tanda tangan ini. Ketika saya selaku Rektor tegak lurus dengan Gus Menteri Agama, maka saudara pun demikian dengan saya. Bila dipandang perlu, saya akan mengevaluasi loyalitas Saudara selama masa kepemimpinan saya. Karena bagaimanapun, loyalitas adalah sikap, nilai, pikiran dan tindakan yang perlu ditanamkan sejak saat ini dan seterusnya, demi keberlangsungan kinerja organisasi UIN Raden Mas Said Surakarta.

LURIK kedua adalah Unggul. Sesuai visi UIN Raden Mas Said Surakarta sebagaimana tertera di Statuta, Saudara diharapkan dapat bekerja maksimal dan optimal, serta sekuat tenaga untuk meraih keunggulan lembaga. Saudara dapat segera melakukan Konsolidasi, Mobilisasi dan Orkestrasi (KMO) dengan pimpinan unit Saudara, untuk merencanakan program-program unggulan dalam rangka Glokalisasi UIN Raden Mas Said Surakarta. 

LURIK ketiga adalah Responsif. Ketika sejarawan Arnold J. Toynbee dalam A Study of History mencatat beberapa peradaban yang hilang dari percaturan global, hal itu disebabkan karena peradaban-peradaban tersebut memberikan respons yang kurang atau tidak tepat terhadap tantangan yang ada. Drama Respons dan Tantangan Toynbeean ini merupakan teori yang relevan juga untuk konteks UIN Raden Mas Said Surakarta saat ini, terutama di era transformasi digital. Komunikasikan dan konsultasikan dengan pimpinan unit Saudara, ketika Saudara dihadapkan suatu tantangan, karena respons yang tepat akan suatu tantangan, dapat menjadi jaminan bagi keberlangsungan suatu organisasi. 

Saudara-saudara yang berbahagia, LURIK keempat adalah Inovatif. Terma ini juga menjadi menjadi konsen kita, karena masuk dalam visi UIN Raden Mas Said Surakarta. Kelola sumber daya yang ada, untuk menghasilkan kreasi baru bagi pengembangan UIN Raden Mas Said Surakarta. Saya percaya, Saudara-saudara adalah insan-insan berdedikasi, yang mampu melakukan inovasi kelembagaan. Meminjam Istilah Ibnu Khaldun, Saudara-saudara adalah minoritas kreatif (Creative Minority) yang dapat menggerakkan kelompok mayoritas untuk meraih keunggulan-keunggulan inovatif dari kampus moderasi ini.

LURIK kelima adalah Kolaboratif. Dunia saat ini bukanlah entitas tunggal, one-dimensional, tapi multidimensional. Ketika Herbert Marcuse melalui buku One-Dimensional Man mengkritik ideologi masyarakat modern karena memiliki sikap yang monolitik dan pandangan individual, maka sikap dan pandangan seperti ini sudah tidak relevan lagi. Saudara dituntut untuk melakukan kolaborasi secara zig-zag, secara vertikal dan horizontal, sebagaimana motif kain lurik itu sendiri, untuk berkomunikasi ke atas dan ke bawah, dalam rangka menghasilkan capaian-capaian lembaga yang membanggakan. Canangkan dan lakukan tridarma kolaboratif, baik dalam kerangka pendidikan, penelitian ataupun pengabdian, untuk menghasilkan luaran dan rekognisi nasional dan internasional, sehingga Program Glokaliasasi UIN Raden Mas Said dapat dilaksanakan sesuai tahapan Rencana Induk Pengembangan (RIP), yaitu dari tahap creannovative university 2000-2024 menuju tahap competitive university 2025-2029, dengan indikator implementasi mutu oleh Badan Akreditasi Internasional. (Tris/Humas) Foto: Mastr/Angga 

Rektor UIN RM Said Ajak Gunakan Lurik