03 October 2023

Menapaki Titik Tengah Indonesia, Ekspedisi Mapala SPECTA Berhasil Taklukkan Toraja

SINAR- Mahasiswa Pecinta Alam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) SPECTA Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas (RM) Said Surakarta sukses laksanakan Toraja Expedition. Iya, ekspedisi kali ini sesuai nama kegiatannya bertempat di Pulau Sulawesi, tepatnya di Provinsi Sulawesi Selatan yakni di Toraja. Bagi Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) SPECTA UIN RM Said Surakarta, kegiatan Toraja Expedition di Sulawesi Selatan ini bertujuan untuk melengkapi syarat kenaikan jenjang pendidikan dasar untuk menjadi anggota penuh UKM SPECTA yang berlandaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Toraja Expedition dilaksanakan pada tanggal 1 - 23 September 2023.

Sebelum keberangkatan, pada tanggal 1 September 2023 telah dilaksanakan upacara pelepasan di depan wall climbing Mapala UKM SPECTA dan dipimpin oleh Arta Dian Pratama selaku Ketua Umum Mapala UKM SPECTA. Sedangkan Rudi Ardiansyah selaku Ketua Pelaksana Ekspedisi (Spesialisasi) Toraja Expedition menjelaskan bahwa nama Toraja Expedition ini berasal dari kata “Toraja” yang bermakna orang yang berdiam diri di atas. Berarti bahwa kami bermimpi ekspedisi ke Pulau Sulawesi dan kita ingin berada diatas mimpi itu. Ekspedisi (Spesialisasi) ini mengusung tema “Menapaki Titik Tengah Indonesia” yang berarti ekpedisi ini akan dilakukan di Pulau Sulawesi yang terkenal dengan kondisi geografisnya yaitu berada di titik tengah wilayah Indonesia. Ada 11 orang ekspeditor yang berangkat ke Pulau Sulawesi yang terbagi menjadi 4 divisi yaitu gunung hutan, caving, rock climbing dan rafting. Ekspedisi ini terlaksana kurang lebih 3 minggu dengan transportasi jalur darat dan laut.

Ekspedisi kali ini terbagi menjadi beberapa lokasi yang berbeda, divisi Gunung Hutan melaksanakan pendakian di Gunung Latimojong via angin-angin lintas Karangan, Kabupaten Enrekang. Kemudian divisi caving melaksanakan penelusuran dan pemetaan gua di Gua Sulaiman dan Gua Lantang Huu yang terletak di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Kabupaten Maros. Divisi Rafting melaksanakan pengarungan Panjang di sungai terpanjang di Sulawesi Selatan yaitu Sungai Sa’dan yang terletak di Kabupaten Tana Toraja. Terakhir divisi Rock Climbing melaksanakan pemanjatan dan pengibaran bendera raksasa di Tebing Tinoring yang terletak di Kabupaten Tana Toraja.” Senin (02/09/2023).

Gunung Hutan bertempat di Gunung Latimojong Via angin-angin lintas karangan. Hamas basayev selaku koordinator lapangan Tim Gunung Hutan, menjelaskan bahwa Gunung Latimojong adalah salah satu dari 7 puncak tertinggi di Indonesia. “Tim Gunung Hutan melakukan pendakian Gunung Latimojong via angin-angin lintas karangan. Selain, itu kami juga melakukan pemetaan digital jalur selama pendakian berlangsung. Jalur angin-angin sendiri cenderung memerlukan waktu pendakian yang lebih lama dan masih sangat asri. Selama pendakian kami sering menjumpai hutan lumut sepanjang perjalanan", ungkapnya. Jalur karangan cenderung lebih curam dan banyak bantuin webbing untuk para pendaki karena jalur yang sangat ekstrem. Namun, banyak juga mata air sehingga meringankan para pendaki.” imbuhnya.

Caving bertempat di Gua Sulaiman dan Lantang Huu, Kab. Marros. Ahmad Al Ayubi selaku koordinator lapangan Tim Divisi Caving menjelaskan bahwa letak Gua Sulaiman sangat mudah ditemukan, Gua Sulaiman sendiri terletak di pinggir jalan poros Dusun Pattunuang, Desa Samangki, Kec Simbang, Kab Maros. Gua ini adalah jenis gua horizontal yang tersusun dari jenis batuan karst. Kondisi gua ini kering sedikit berlumpur dan ada genangan air pada buttomnya", ucapnya. Selanjutnya adalah Gua Lantang Huu yang masih satu wilayah dengan Gua Sulaiman, untuk sampai di camp terakhir sebelum menuju mulut gua memerlukan waktu kurang lebih 45 menit, dan tracking lagi menaiki bukit kurang lebih 1 jam untuk sampai di mulut gua. Gua ini merupakan gua vertikal single pitch dengan kedalaman kurang lebih 50 m.” imbuhnya.

Rafting bertempat di Sungai Sa’dan, Sulawesi Selatan. Imam Dzul Iqbal selaku koordinator lapangan Tim Divisi Rafting menjelaskan bahwa Sungai Sa’dan merupakan sungai terpanjang di Provinsi Sulawesi Selatan yang melintang sepanjang 150 Km salah satunya melintasi Kabupaten Tana Toraja. Namun Tim Rafting kali ini melakukan pengarungan yang sepanjang kurang lebih 46 km yang ditempuh dalam waktu 2 hari. Pengarungan hari pertama dilakukan sejauh 13 km, dan pengarungan hari kedua dilakukan sejauh 33 km. Tim Ekspedisi Divisi Rafting Senin (02/09/2023) ini melakukan Pemetaan Jeram dan tracking jalur pengarungan Sungai Sa’dan dari titik start sampai finish untuk pembuatan peta jalur pengarungan Sungai Sa’dan.

Rock Climbing bertempat di Tebing Tinoring, Desa Ke'pe Tinoring, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Tujuan/misi dari tim rc yaitu untuk melakukan pemanjatan multi pitch di jalur buangin (KMPA GANESHA ITB) sekaligus melakukan praktik hanging camp dan diakhiri dengan pengibaran bendera merah putih raksasa, serta melakukan pendataan jalur sport climbing yang terdapat di tebing tinoring ujar Aditya Naufal selaku koordinator lapangan Tim Divisi Rock Climbing.

Dari pemanjatan multi pitch tersebut, tim Rock Climbing memutuskan berhenti pada pitch 2 dengan ketinggian ±60 meter dikarenakan terdapat kendala cidera kaki pada salah satu anggota tim ekspeditor. Kemudian penerapan hanging camp dilakukan di pitch 1 dengan menggunakan instalasi hammock, serta berhasil mengibarkan bendera merah putih raksasa dengan ukuran 10×12 meter di top tebing tinoring dengan menggunakan sistem rappeling. Kemudian  yang terakhir yaitu pemanjatan dan pendataan jalur sport di tebing tinoring, tim Rock Climbing mendapat data 8 jalur sport climbing dengan tinggi dan grade yang bervariasi.

Tebing tinoring merupakan salah satu tebing dengan kategori big wall yang berada di daerah tana toraja.” Senin (02/09/2023) Selain itu, juga dilaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Pao, Kecamatan Tombolopao, Kab Gowa. Ada beberapa kegiatan dalam pengabdian masyarakat ini antara lain sosialisasi di SMAN 11 Gowa dengan tema “Pentingnya Melanjutkan Pendidikan Setelah Lulus SMA” , kemudian ada sharing session dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang merupakan salah satu ormas adat berskala nasional, selain itu juga dilaksanakan penyaluran donasi berupa alat kebersihan, papan tulis, alat tulis, dan iqro’ di masjid yang terletak di Desa Pao. Dalam pelaksanaannya banyak sekali tantangan yang harus dihadapi ekspeditor, baik dari segi alam, kondisi fisik, mental dan lainnya. Tetapi itu  semua bisa terlewati dan para ekspeditor bisa menyelesaikan kegiatan dengan lancar dan sukses. Harapannya semoga kedepan Mapala SPECTA bisa melaksanakan kegiatan yang sejenis di tempat yang belum dijelajahi selanjutnya", harapnya. (Nughy/ Humas) Foto: Untari SPECTA

Menapaki Titik Tengah Indonesia, Ekspedisi Mapala SPECTA Berhasil Taklukkan Toraja