30 November 2023

Pembentukan Karakter Anak Menggunakan Konsep Virtue Ethics Dalam Pendidikan di Keluarga

Saiddaeni - 213111163

(Mahasiswa Pendidikan Agama Islam)

Masalah yang berkaitan dengan perilaku anak yang nakal, bodoh, dan rentan terjerumus pada hal-hal negatif merupakan tantangan serius yang memerlukan penanganan khusus. Meskipun sudah dilakukan upaya maksimal oleh sekolah, guru, kurikulum, dan pemerintah untuk mengatasi masalah ini, nyatanya masih banyak anak yang menghadapi kesulitan dalam mencapai potensi terbaik.

Anak-anak yang memiliki potensi untuk menjadi cerdas dan berkontribusi positif bagi bangsa dan agama, menjadi harapan dan doa setiap orang tua. Namun, banyak orang tua yang merasa kebingungan tentang metode dan pendekatan terbaik dalam mendidik anak dengan baik dan benar. Tidak sedikit dari yang tidak mengetahui langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk membimbing perkembangan anak agar mencapai prestasi optimal.

Menghadapi kompleksitas permasalahan ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan peran aktif dari seluruh stakeholder, termasuk orang tua, pendidik, masyarakat, dan pemerintah. Upaya kolaboratif ini dapat melibatkan penyediaan sumber daya pendidikan yang memadai, pelatihan bagi orang tua dalam mendidik anak, peningkatan kualitas kurikulum, serta dukungan psikologis dan sosial bagi anak-anak yang mengalami kesulitan.

Selain kecerdasan intelektual (IQ) yang seringkali dianggap sebagai tolak ukur utama, karakter yang baik dan santun menjadi aspek yang tak kalah penting pada perkembangan seorang anak. Keberhasilan anak tidak hanya tercermin dari prestasinya dalam hal akademis, melainkan juga dari etika dan moral yang ditanamkan dalam dirinya. Kepintaran hanyalah sebuah nilai di kertas jika tidak diimbangi dengan karakter yang baik.

Pentingnya karakter yang baik menjadi dasar utama dalam membentuk pribadi anak yang berdaya dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Pendidikan karakter ini seharusnya dimulai sejak dini, di lingkungan keluarga, karena menanamkan nilai-nilai moral pada anak tidak dapat ditunda hingga usia yang lebih matang.

Salah satu pendekatan yang dapat diadopsi dalam mendidik karakter anak adalah menggunakan konsep virtue ethics atau etika kebajikan. Dalam pendekatan ini, ditekankan untuk membiasakan perilaku moral yang baik kepada anak sejak usia dini. Tujuannya bukan hanya agar anak taat pada peraturan atau hukum, melainkan lebih khusus, yaitu agar anak melakukan perilaku baik karena memang memiliki karakter yang baik.

Melalui penerapan virtue ethics, diharapkan anak dapat menginternalisasi nilai-nilai moral dan etika ke dalam dirinya. Dengan demikian, perilaku positif yang dimilikinya tidak hanya bersifat situasional atau terkait dengan peraturan yang ada, melainkan merupakan cerminan dari karakter dan kepribadian yang telah terbentuk sejak masa kecil. Pendidikan karakter yang baik adalah investasi jangka panjang yang akan membimbing anak menuju kedewasaan dengan landasan moral yang kuat. Sebab, membentuk karakter anak tidak hanya merupakan tanggung jawab sekolah, tetapi juga merupakan bagian integral dari peran orang tua dalam memberikan dasar moral yang kokoh untuk masa depan anak.

Utilitarianisme vs. Deontologi vs. Virtue Ethics

Utilitarianisme

Deontologi

Ethics

Akibat/Konsekuensi/Hasil

Peraturan yang baik/kewajiban

Orang Yang Jujur

Contoh sederhana dalam konteks pendidikan. Misalnya, ketika seorang anak memilih untuk tidak mencontek karena takut melanggar peraturan sekolah, perilaku ini dapat dikaitkan dengan konsep deontologis. Anak tersebut bertindak sesuai dengan kewajiban dan norma yang telah ditetapkan oleh peraturan.

Jika seorang anak tidak mencontek karena menyadari bahwa tindakan tersebut dapat merugikan temannya, maka hal ini mencerminkan pendekatan utilitarianisme. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan konsekuensi yang dapat memberikan manfaat/kerugian bagi orang lain, yaitu temannya.

Namun, jika seorang anak memilih untuk tidak mencontek karena meyakini bahwa kejujuran adalah nilai yang harus dijunjung tinggi, tanpa tergantung pada aturan atau akibat bagi orang lain, maka hal ini sesuai dengan konsep yang disebut virtue ethics. Anak berperilaku jujur karena memiliki karakter yang baik (anak jujur), bukan hanya karena aturan atau dampak sosial.

Jadi, inilah yang disebut teori pembentukan karakter. Dimana banyak terlupakan oleh pendidik. Seringnya anak itu dididik ditakut-takuti oleh peraturan dan konsekueansi yang ada bukan mendidik dengan berbasis moral dan perilaku yang baik.

Untuk menjadikan anak jujur harus dididik jujur, dibiasakan berperilaku jujur. Akhirnya perilaku jujur itu berada di dalam diri anak tersebut dan melekat pada dirinya. Tentunya perlu usaha yang dipersiapakan sejak kecil dari orang tuanya dimulai dilingkup pendidikan keluarga. Sebagai orang tua dan pendidik jadilah panutan bagi anak-anak, sehingga perilaku jujur akan melekat pada generasi selanjutnya. Wallahu A'lam Bishawab.

 

Referensi:

Carr, D., & Steutel, J. (1999). Virtue ethics and moral education. In Routledge (First). Taylor & Francis e-Library. https://doi.org/10.4324/9780203071755-43

Crisp, R. (1998). Modern Moral Philosophy and the Virtues. In Teaching Philosophy (Vol. 21, Issue 1, pp. 109–114). https://doi.org/10.5840/teachphil199821115

Gottlieb, P. (2009). The Virtue Of Aristotle’s Ethics (First). Cambridge University Press.

Aristoteles. (2000). Nicomachean Ethics. Cambridge University Press.

 

Tentang Penulis:

Saiddaeni, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, UIN Raden Mas Said Surakarta. Hobi membaca dan menulis. Menyukai bacaan dengan tema pendidikan islam, psikologi, gender dan kajian keislaman. Aktif menulis di jurnal dan media online.

Karya lainnya: Dampak Pemikiran Feminisme Aliran Marxisme dan kultur di Indonesia Terhadap Pendidikan Anak Menurut Studi Islam (2023); Ethics Of Care, Gender Equality in Islamic Teaching Quran An Nisa: 3, Polygami or Monogamy? (2023); Meninjau Kembali Definisi Riba Era Modern, Pinjaman Uang Kartal (FIAT) Perpektif Studi Islam Fiqih Kontemporer (2023); Gaya Belajar Tipe Anak Introvert dan Ekstrovert (2023); “Studi Literatur: Adab Menuntut Ilmu Dalam Perspektif Kitab KH. Hasyim Asy’ari dan Naquib Al-Attas di Era Digital” (2023); Buku kolaborasi terbaru “Dari Mengenal Lahirlah Kerukunan: 6 Agama Resmi di Indonesia” (2023).

Pembentukan Karakter Anak Menggunakan Konsep Virtue Ethics Dalam Pendidikan di Keluarga