09 May 2023

HAMASE (Halo Mahasiswa Sehat), Aplikasi Peduli Kesehatan Mental Penangkal Momok Skripsi

Oleh: Aulia Jihan Tri Cahyani (Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam UIN RM Said Surakarta)

“Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental."
(David Satcher) 


Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai persyaratan akhir pendidikan akademisnya untuk memperoleh gelar S1. Skripsi dilakukan dengan melalui proses penelitian ilmiah yang melibatkan pengumpulan data, bertujuan, dan sistematis. Bukan menjadi rahasia umum lagi jika skripsi adalah salah satu tugas yang menjadi momok menakutkan bagi mahasiswa tingkat semester akhir. Bukan hanya sekedar dongeng belaka, ketika mendapati berita-berita ataupun informasi yang tersebar di televisi, surat kabar, ataupun media sosial yang mengabarkan adanya mahasiswa yang meninggal karena mengalami depresi ketika menyelesaikan skripsi dengan cara mengakhiri hidupnya karena merasa kesulitan saat mengerjakan skripsinya. 

Skripsi menjadi salah satu faktor terjadinya masalah kesehatan mental bagi mahasiswa di Indonesia. Fenomena bunuh  diri  di Indonesia akibat masalah  kesehatan  mental menjadi  penyebab  kematian kedua dengan  rata-rata  satu  jam  satu  individu  meninggal  akibat  bunuh  diri  di  usia  rentan 15-29 tahun (Fajarwati, 2023).  Salah  satu populasi  percobaan  dan  ide  bunuh diri  adalah  kaum muda termasuk mahasiswa yang mengalami transisi, memasuki pendidikan tinggi sering membawa masalah psikologi (Sophia Marie, 2018).

Melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh National College Health Assessment di tahun 2014 menunjukkan data sebanyak 33 persen mahasiswa yang menjalani survei mengaku mengalami depresi. Berdasarkan berita dari Jatimtimes.com pada rentan mei 2016 hingga desember 2018 telah tercatat 20 kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia yang diduga karena tugas dan skripsi. Fenomena bunuh diri tersebut umumnya didorong oleh banyak faktor seperti stress dan kecemasan yang dialami mahasiswa ketika dihadapkan dengan berbagai kendala saat mengerjakan skripsi seperti kesulitan mencari judul, merasa jenuh saat mengerjakan skripsi, turunnya sikap optimisme, serta skripsi dipandang negatif sebagai tugas yang berat bagi mahasiswa (Kedokteran & Udayana, 2019).

Oleh karena itu perlu upaya inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan mental di era modern terutama di kalangan mahasiswa yaitu dengan menciptakan aplikasi layanan kesehatan mental berbasis website dan android yaitu aplikasi inovasi yang bernama hamase. Aplikasi HAMASE merupakan suatu sistem kesehatan mental yang menghubungkan pasien dengan tenaga kesehatan melalui aplikasi berbasis website dan android.

Aplikasi ini menyediakan layanan yang mudah dan dapat diakses siapapun, kapanpun, dan di manapun. Aplikasi HAMASE menyediakan fitur bermanfaat seperti fitur konsultasi, informasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan mental secara mandiri, pemesanan obat, hingga permainan untuk mencegah kecemasan, stress dan depresi. 

Pada fitur konsultasi, mahasiswa atau pengguna aplikasi yang memerlukan layanan kesehatan mental dapat melakukan konsultasi kepada tenaga kesehataan seperti psikolog terkait dengan isu kesehatan mental yang dialaminya, sesi konsultasi ini dapat dilakukan melalui via chat atau via videocall dan sesi konsultasi ini dilakukan secara berbayar yaitu Rp. 60.000 per jam dan sistem pembayaran dapat dilakukan secara digital.

Pada fitur kedua yaitu fitur informasi kesehatan, pada fitur ini berisikan berbagai informasi kesehatan terkait dengan masalah kesehatan mental, sebelum diberikan informasi kesehatan, pasien akan diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan seperti, bagaimana keadaanmu saat ini? gejala apa yang sedang kamu rasakan? kemudian aplikasi akan memberikan beberapa informasi seperti, apa saja masalah kesehatan mental yang sedang dialami, apa saja ciri-ciri seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental tersebut, bagaimana solusi pencegahannya dan apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika seseorang mengalami masalah kesehatan mental tersebut dan informasi kesehatan ini diberikan melalui artikel, video, animasi informasi kesehatan, ataupun sesi seminar.

Pada bagian fitur ketiga pemeriksaan kesehatan mental mandiri, sesi ini dilakukan melalui via chat yang menghubungkan antara pasien dengan psikolog yang berfungsi sebagai teman curhat tanpa adanya pemungutan biaya alias gratis. Fitur ini berlangsung selama 1 jam.

Pada bagian fitur keempat, aplikasi ini menyediakan fitur pemesanan obat, jadi setelah pasien mengetahui masalah kesehatan mental apa yang dialami, pasien dapat memesan obat apa yang dibutuhkan dan tentunya obat tersebut telah berdasarkan resep dokter.

Fitur selanjutnya yaitu permainan, fitur ini disediakan guna mengurangi stress yang berlebihan, selain itu terdapat daftar instrumen relaksasi guna membantu menenangkan pikiran yang sedang lelah.

Aplikasi ini disediakan berbasis website dan android agar mudah diakses dan cenderung murah, lebih kompatibel dan fleksibel. Aplikasi ini memiliki fitur yang lengkap dan bermanfaat dan aplikasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan masyarakat terkhusus di kalangan mahaiswa semester akhir yang cenderung mengalami kepanikan dan kecemasan akan penyelesaiaan skripsinya. Inovasi ini melibatkan banyak peran, yang pertama melibatkan mahasiswa yang sedang mengalami masalah kesehatan mental, yang kedua aplikasi ini juga didukung oleh tenaga psikolog dan pskiater sebagai penyedia layanan kesehatan mental yang memberikan konsultasi bagi mahasiswa atau pasien yang memerlukan, selain itu inovasi ini didukung oleh pihak swasta yang bertujuan untuk mengembangkan aplikasi, mulai dari membuat aplikasi, melakukan pengembangan, pengawasan dan lain sebagainya dan tentunya inovasi ini didukung oleh peran pemerintah sebagai pemangku kebijakaan bahwa adanya inovasi aplikasi kesehatan mental ini.

Dengan adanya inovasi aplikasi peduli kesehatan mental ini diharapkan dapat menurunkan angka fenomena bunuh diri akibat skripsi. Aplikasi ini memberikan tempat untuk seseorang bercerita ataupun meluapkan perasaannya agar orang tersebut merasakan bahwa ada orang lain yang memberikan perhatian dan kepedulian kepadanya. Inovasi aplikasi ini diharapkan mampu membantu memberikan kemajuan telemedicine di Indonesia.

Terkadang hanya kesehatan fisik saja yang diperdulikan tetapi tingkat kepedulian masyarakat indonesia terhadap pentingnya kesehatan mental masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan adanya Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menunjukkan data bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Selain itu, Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri pertahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif (Rokom, 2021). Data-data tersebut menunjukkan bahwa bangsa indonesia perlu adanya inovasi baru untuk menurunkan persentase penderita masalah kesehatan mental di indonesia. 

Daftar Pustaka

Fajarwati, C. F. (2023). Investigasi Kualitatif : Sinegritas Perguruan Tinggi dalam Mencegah Perilaku Bunuh Diri Mahasiswa di Indonesia ( Sebuah Proposal Penelitian ). 1(01), 9–18.
Kedokteran, F., & Udayana, U. (2019). Garuda1692713. 6(2), 1–16.
Rokom. (2021). No Title. SehatNegeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/
Sophia Marie. (2018). No Title. IDN TIMES. https://www.idntimes.com/science/discovery/winda-carmelita/survei-buktikan-mahasiswa-zaman-sekarang-mudah-depresi

HAMASE (Halo Mahasiswa Sehat), Aplikasi Peduli Kesehatan Mental Penangkal Momok Skripsi