Oleh: Yeni Lestari
(Mahasiswa UIN RM Said Surakarta)
Mahasiswa serta masyarakat saat ini mempunyai tantangan yang harus dihadapi
dalam era ini. Bermula dari tantangan pendidikan, kesejahteraaan,
kesehatan, etika dan moral. Bahkan saat ini tantangan dalam menghadapai
paham-paham yang salah mulai muncul dan menyerang berbagai lapisan. Bukan
hanya mahasiswa yang menjadi sasaran melainkan masyarakatpun juga menjadi
sasaran. Tantangan radikalisme dan ekstrimisme yang perlu kita sampaikan
dalam tulisan ini. Agar mahasiswa pada khususnya serta masyarakat pada
umumnya, tidak terjebak atau terjerumus dalam hal tersebut. Sebab hal ini
akan mengancam keutuhan NKRI yang berdasar negara Pancasila serta
semboyannya Bhinneka Tungga Ika.
Berangkat dari sinilah peran mahasiswa serta kerjasama dengan masyarakat
sangat dibutuhkan. Namun perlu disadari dengan betul bahwa opini-opini
diluar yang menyebutkan “mahasiswa is a agent of social control” artinya
mahasiswa mempunyai peran penting sebagai agen perubahan sosial dan
kontrolingnya. Maka kita sebagai mahasiswa, dalam hal ini harus mempunyai
peran aktif untuk penanganan tantangan-tantangan yang ada ini. Dengan
aktifnya mahasiswa dalam melakuakan perubahan akan menjadi upaya dan
strategi kita dalam merawat dan menjaga Indonesia.
Lalu apa yang akan kita upayakan dan strategi yang bagaimana agar Indonesia
tetap utuh dan mampu mengahadapi tantangan-tantangan zaman. Dalam materi
sebuah pelatihan kepemimpinan mengenai prinsip dan nilai dasar dalam
moderasi beragama. Seorang pemateri yang hebat “Dr. Endin AJ “, menyebutkan
bahwa “hal yang perlu dilakukan diantaranya adalah menghargai pendapat
orang lain, memahami silsilah keilmuan, menolong atas nama kemanusiaan,
pengamalan keagamaan untuk diri sendiri serta pengamalan keagamaan untuk
orang lain”. Dari yang disampaikan beliau ini sangat diperlukan dan menjadi
tindakan serta strategi yang dapat dilakukan.
Perlu diingat juga bahwa adanya pemahaman literasi bahan moderasi beragama,
bahan paham radikal serta ektrimisme juga perlu dipahamkan terlebih dahulu
dan ditamankan dalam masing-masing generasi literasi yang mana mahasiswa
berperan aktif didalamnya.
Kaitannya dengan hal ini, ketika kita sebagai mahasiswa sudah mempunyai
bahan literasi dan pengetahuan serta pengalaman yang cukup. Menjadi
kewajiban kita dalam melakukan perubahan itu. Artinya, mahasiswa mempunyai
peranan dalam terjun ke masyarakat. Dimana masyarakat awam saat ini
memerlukan pemahaman yang lebih mengenai peran-perannya serta pemahamannya
mengenai tantangan zaman yang harus dihadapinya. Sebab masyarakat luas akan
jauh lebih terkena dampak dari paham yang salah (adanya tindak radikal dan
ektremisme) dalam kehidupannya. Berawal dari ini, peran aktif mahasiswa
dalam menyampaikan upaya serta strategi apa yang harus dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat diuji.
Mahasiswa dibutuhkan perannya dalam menangani hal ini dan berkolaborasi
aktif dengan masyarakat yang menjadi sasaran empuk dari paham ini. Serta
menyuarakan ekpresi cinta NKRI, bukan hanya dengan jargon “NKRI Harga
Mati”. Namun dengan tindakan aktif atau peran aktif yang dilakukan dalam
mewujudkan rasa serta eskpresi cinta tanah air. Apa? Pertanyaannya lalu apa
yang dapat dilakukan mahasiswa serta masyarakat dalam berfokus merawat dan
menjaga Indonesia?
Singkat dan padat “boleh kita berfikir dan bertindak radikal ke dalam, tapi
tidak berfikir dan bertindak radikal ke luar”. Artinya kita berfikir dan
bertindak radikal kedalam diri kita sendiri dalam melakukan ibadah yang
baik. Namun dilarang keras untuk berfikir radikal ke luar, yang
mengkafirkan orang luar. Tetapi dengan orang luar kita harus menjunjung
tinggi nilai moderasi beragama serta toleransi dalam beragama. Serta dengan
melakukan hal-hal positif yang tidak akan mengancam keberadaan NKRI, akan
menjadi tindakan yang perlu dilakukan.
Sebab dengan hal ini, tujuan yang akan kita lakukan yang mana mampu merawat
Indonesia akan terwujud. Dengan adanya peran aktif mahasiswa yang mampu
berkolaborasi dengan masyarakat. Yang didasarkan pada bingkai moderasi
beragama, toleransi dan kebhinekaan. Serta yang utama adalah mampu merawat
dan menjaga keutuhan NKRI dengan dasar negaranya berupa Pancasila. Semua
akan terwujud dengan maksimal dan Indonesia akan mencapai bonus demografi
dan Indonesia emas yang maksimal dan terarah. Menjadikan Indonesia maju,
Indonesia utuh, dan Indonesia tangguh.
Perkuat ketahanan diri dengan moderat beragama, ilmu dan perbanyak
komunikasi serta aksi yang positif agar Indonesia tetap utuh dan tidak
tercerai berai. Masyarakat sejahtera berbingkai kebhinekaan, berbalut
toleransi dan tetap berdasar pada nilai pancasila. Mampu mengarungi dan
berperang dengan tantangan zaman. Bidang pendidikan, kesejahteraan,
kesehatan, ekonomi dan lainnya. Serta mampu bersaing dengan negara lain
dalam bidang IT. Manfaatkan dengan maksimal namun tetap rendah hati.