06 June 2023

Perbedaan Pendapat Bukan Pemecah Belah Umat

Oleh: Aisah Putri Nabila (Mahasiswi Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Raden Mas Said Surakarta)

Manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain didalam kehidupannya. Maka perlunya kita berinteraksi dan bersosialisasi, akan terapi didalam masyarakat sering kali terjadi yang namanya perbedaan pendapat. padahal perbedaan pendapat adalah fenomena umum dalam kehidupan sosial manusia. Perbedaan pendapat sering kali terjadi dalam banyak aspek kehidupan, mulai dari politik, agama, budaya, hingga preferensi pribadi. Sering kali perbedaan pendapat ini menjadi konflik dan ketegangan antara individu bahkan kelompok yang berbeda. Namun, sebenarnya perbedaan pendapat bukanlah hal yang buruk jika ditangani dengan bijak. Dalam masalah ini penting untuk kita ketahui bahwa perbedaan pendapat adalah suatu wujud dari kebergaman manusia. Setiap individu pasti memiliki pengalaman, latar belakang, dan nilai-nilai yang berbeda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengharapkan setiap orang memiliki pandangan yang sama tentang segala hal. Justru dengan adanya keberagaman perbedaan ini memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar banyak dan memperkaya pemehaman kita tentang keberagaman ini.

Dalam kaitannya dengan masalah agama, perbedaan dapat terjadi diantara umat beragama maupun umat yang berbeda. Dalam hal ini penggunaan teologi normatif dapat menjadi penyebab perbedaan pendapat dalam ritual ibadah walaupun didalam pengambilan pada kitab suci yang sama, akan tetapi berbeda dalam penafsirannya. Misalnya saja perbedaan yang terjadi antara Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah. Meskipun pada dasarnya keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan islam, namun terdapat perbedaan antara keduanya dalam pelaksanaan ibadahnya. Misalkan didalam shalat tarawih ataupun shalat ied antara Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah, pada umumya Nahdlatul Ulama’ melaksanakan shalat tarawih sebanyak 23 rakaat, sedangkan Muhammadiyah melaksanakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat. Pandangan Nahdlatul Ulama’ dalam pandangan shalat tarawih ini didasarkan pada pandangan imam syafi’ii dan hasil tarjih organisasinya, sedangkan Muhammadiyah sendiri menggunakan pandangan dari imam Abu Hanifah.

Perbedaan lain yaitu terjadi pada shalat idul fitri, yang mana Nahdlatul Ulama’ lebih memilih membaca do’a qunut didalam sholatnya, adapun didalam Muhammadiyah yaitu tidak membaca do’a qunut. Namun, sebenarnya perbedaan ini tidak seharusnya menjadi alasan terpecah belahnya umat islam. Sebagai umat islam kita tidak seharusnya memperdebatkan masalah ini berlebih, karena yang terpenting adalah menjalankan syariat islam dengan benar, selagi ada dasar yang benar dan sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW mengapa harus diperdebatkan. Allah SWT berfirman didalam surat An Nisa : 59

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً)

Atinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).

Didalam suatu permasalah Allah SWT telah mengajarkan kepada kita, bahwasanya apabila terjadi perbedaan pendapat maka kita haruslah mengembalikannya kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Karena dengan mengembalikannya kepada diharapkan perbedaan pendapat dapat diselesaikan secara konstruktif dan sesuai dengan ajaran yang sebenarnya. Selain itu, dengan kita kembali kepada Al-Quran dan As-Sunah juga memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada nash-nash yang jelas dan sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya. Maka dalam perbedaan pendapat sebaiknya kita mengembalikkannya kepada Al-Quran da As-Sunah.

Sebagai makhluk sosial selayaknya kita menerima dan menghargai perbedaan yang ada dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai wawasan dan pengetahuan kita bahwasanya perbedaan adalah suatu bentuk keberagaman yang telah Allah berikan agar kita belajar banyak didalamnya, serta dapat menjaga dan membina hubungan yang yang baik dengan sesama umat manusia, meskipun berbeda pandangan. Bahkan, islam pun mengajarkan kepada kita tentang pentingnya sikap toleransi dan menghargai perbedaan. Sebagai umat islam selayaknya bagi kita untuk menanamkan nilai-nilai tersebut terhadap kehidupan sehari-hari, sehingga dapat terciptanya umat yang rukun dan harmonis dalam lingkungan kita.

Perbedaan Pendapat Bukan Pemecah Belah Umat