05 May 2023

Muhammadiyah Berbeda Pendapat Dengan Pemerintah, Apakah Berarti Tidak Taat?

Oleh: Nais Nourma Nastiti (Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam UIN RM Said Surakarta)

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama memang kerap sekali menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan, kedua organisasi besar itu juga memiliki beberapa perbedaan dalam Islam. Lantas apakah salah satu dari mereka itu memiliki paham yang salah? simak ulasannya berikut ini. 

Perbedaan pendapat dalam Islam adalah hal yang wajar dan sering kita jumpai tak hanya dalam organisasi besar saja, dalam lingkungan kita pun pasti ada beberapa orang yang mempunyai pemahaman yang berbeda dengan kita, maka dari itu kita tidak bisa langsung mengklaim orang yang berbeda pendapat dengan kita itu salah, kita juga tidak boleh terlalu merasa benar terhadap pendapat kita karena dalam Islam semuanya akan kembali pada dasarnya yakni Al-Qur'an dan Hadits.

Al-Qur'an dan Hadits memang satu namun dalam penafsiran kita akan menemukan beberapa perbedaan sehingga menimbulkan perbedaan pendapat dan adanya beberapa Mazhab dalam Islam. Dalam konteks ini Nahdlatul Ulama bermazhab Syafi'i dan mempercayai atau mengakui ketiga mazhab yang lainnya, sedangkan dalam Muhammadiyah ia tidak terikat dengan mazhab apapun, karena bagi Muhamadiyah Al-Qur'an dan Hadits, serta ijtihad merupakan inspirasi utama dalam menyelesaikan masalah yang terjadi, pandangan Mazhab juga dapat dijadikan pegangan jika Mazhab tersebut sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits namun tidak menjadikan Mazhab tersebut sebagai pedoman utama hal ini sering kali membuat Muhamadiyah diklaim sebagai organisasi yang anti Mazhab dan sering juga dipermasalahkan karena berlawanan dengan pemerintah.

Seperti kasus yang terjadi dalam akhir-akhir ini tentang perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri antara Muhammadiyah dengan Pemerintah dan Nahdlatul ulama yakni ancaman terhadap warga Muhammadiyah oleh salah satu anggota BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yakni, APH. Lampirannya sebagai berikut: dikutip dr Twitter Kamis, 27/4. (https://pbs.twimg.com/media/FuctP-baEAAz8Xf?format=jpg&name=900x900)

Pada postingan tersebut APH merasa sudah muak dan kesal dengan Muhamadiyah yang menyatakan Hari Raya Idul Fitri pada hari Jumat 21/4/2023 menurut kalendernya, ia meng-klaim Muhammadiyah tidak taat dengan pemerintah bahkan ia juga mengancam akan membunuh semua warga Muhammadiyah yang ada di negara Indonesia. Pandangan ini jelas salah karena ia bersikap tidak mau menerima perbedaan pendapat dari orang lain, merasa dirinya paling benar, dan kurangnya nilai toleransi yang dimiliki. Padahal seperti yang dijelaskan diatas tadi, perbedaan dalam menentukan bulan Ramadhan ataupun Hari Raya memang sering terjadi karena beberapa hal dan dalam menentukan kalender Muhammadiyah menggunakan metode Hisab sedangkan Nahdlatul Ulama dan pemerintah menggunakan metode Rukyah. Nahdlatul Ulama memang lebih cenderung mengikuti pemerintah sedangkan Muhamadiyah ada beberapa yang berbeda dengan pemerintah.

Lantas bagaimana dengan doktrin yang menganggap bahwa yang berbeda pendapat dengan pemerintah, apakah dengan perbedaan pendapat itu berarti tidak taat? tentu tidak karena dari cara atau metode yang dilakukannya berbeda sehingga tidak apa jika hasilnya juga berbeda. Oleh karena itu, kita sebaiknya menghormati antar pendapat terutama dalam umat atau saudara kita sendiri, kita tidak bisa beranggapan bahwa orang yang berbeda pendapat dengan kita itu salah dan langsung meng-klaim atau menyebut dia tidak taat ataupun yang lainnya karena bisa saja diantara kita memiliki Mazhab atau keyakinan dalam beragama yang berbeda. Jika kedepannya terjadi perbedaan lagi dalam menentukan bulan Ramadhan ataupun Hari Raya Idul Fitri seharusnya tidak menjadikan sesuatu yang harus diperdebatkan lagi, sebab kita sudah mengetahui metode yang digunakan antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama itu memang berbeda, sehingga diperlukan adanya sikap toleransi, tidak mendiskriminasi, dan saling menghargai, serta menerima perbedaan pendapat antar sesama agar tidak mengulangi kasus ataupun konflik yang telah terjadi.

Sikap toleransi antar sesama memang sangat penting dalam kehidupan bernegara terutama dalam negara kita, Indonesia dimana memiliki semboyan negara "Bhinneka Tunggal Ika”, maka dari itu seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai rasa atau sikap toleransi yang tinggi, dapat menerima pendapat orang lain, dan menghargai perbedaan yang ada tanpa adanya diskriminasi antar golongan, oknum ataupun organisasi tertentu.

Kesimpulan yang dapat saya sampaikan meliputi 2 poin utama, yang pertama yakni dalam memahami Al-Qur'an dan Hadits pasti ditemukan adanya perbedaan penafsiran sehingga membuat banyaknya pendapat yang berbeda, maka kita sebagai umat muslim harus tetap menghormati dan menghargai antar sesama meskipun memiliki agama yang sama namun memungkinkan kita untuk menganut paham yang berbeda, kita tidak bisa mengklaim orang yang memiliki pemahaman dengan kita itu salah karena dari semua pemahaman atau penafsiran yang ada pasti berasal dan kembali pada Al-Qur'an dan Hadits. Poin kedua yaitu ketika bersosial media kita harus bijak dalam menulis atau menanggapi sesuatu tak peduli setinggi apapun pendidikan ataupun jabatanmu karena kita harus bisa bertanggungjawab dengan tulisan kita, jangan asal memberikan komentar negatif jika belum mempunyai ilmu pengetahuan atau dasar yang cukup kuat sehingga merugikan diri sendiri. Jadikan pengalaman dari semua kasus-kasus yang telah beredar di media masa dan jangan terlalu merasa benar dengan pendapat diri sendiri hingga menutup diri dan menganggap selain pendapat kita itu salah. 

Ada salah satu Quote yang saya dapatkan dari Instagram, yakni : "Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mencapai tujuannya, jika jalanmu ternyata berbeda dengan orang lain bukan berarti kamu berada pada jalan yang salah, begitupun sebaliknya."

Demikian yang saya sampaikan, mohon maaf jika terdapat salah kata dan semoga tulisan ini dapat membantu pembaca untuk lebih menghormati dan menghargai pendapat antar sesama karena apapun organisasi atau apapun pemahamannya dalam Islam semua akan tetap kembali dalam Al-Qur'an dan Hadits 
Wallahu Alam..

Muhammadiyah Berbeda Pendapat Dengan Pemerintah, Apakah Berarti Tidak Taat?